Voyage 60 - Old town Dubrovnik
Berbekal visa yang baru jadi kemarin, saatnya lah menikmati keindahan kota tua Dubrovnik. Sayang disini mereka tidak menerima dollar, bahkan Euro pun terbatas di beberapa tempat saja. Sehingga untuk belanja di supermarket atau menggunakan bus umum harus menukar uang ke mata uang mereka Kuna. Setelah mendapatkan kuna, saya, Joice dan Iris pun memberanikan diri untuk menunggu bus di terminal yang menuju downtown, namun lama tidak kunjung akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan jasa shuttle yang disediakan oleh pier, harga yang ditawarkan 3x lebih mahal dari bis umum. Perjalanan ditempuh kurang lebih 20 menit dan sampailah kami di kota tua Dubrovnik. Bentuk bangunan dan tata letaknya kurang lebih mirip kota tua Kotor, Montenegro, yang membedakan dari sisi fasilitas, disini disediakan kereta gantung untuk menuju puncak dan menikmati keindahan kota tua dan pulau lokrum, sedangkan di Kotor, untuk mencapai John Pelabuhanres, kita harus menaiki anak tangga sepanjang lebih dari 5 km. tapi keindahan yang ditawarkan sangat menakjubkan.
Ditengah mengelilingi benteng, kami melihat beberapa wisatawan memotret dan menyentuh hidung patung lelaki, rasa penasaran kamipun ikut mengusap hidung patung tersebut tanpa mengetahui arti dibalik itu semua. Bisa dipastikan ribuan orang telah menyentuh hidung tersebut, terbukti dari warna hidungnya saja yang sudah memudar. Setelah menanyakan ke penduduk setempat ternyata dengan menyentuh hidung tersebut diyakini akan mendatangkan keberuntungan. Sama hal nya dengan menyentuh patung di Sant Mark, Venice. Dimana terdapat patung empat lelaki dimana satu lelaki hanya memiliki satu kaki dan dipercaya bisa mendatangkan keberuntungan bagi siapapun yang menyentuhnya.
Lepas dari percaya atau tidak, yang pasti patung tersebut telah memberikan magnet bagi wisatawan untuk melihat dan menyentuh secara langsung.
Puas mengelilingi benteng, kamipun memutuskan untuk melihat keindahan kota tua dari ketinggian, dengan membayar sebesar 92 kuna atau sekitar 15 dollar, beruntung saat itu Iris membawa kartu kredit karena kami tidak membawa banyak uang kuna. Terdapat ruang terbuka dari kaca dimana kami bisa menikmati keindahan kota tua dan pulau Lokrum. Pemandangan yang ditawarkan sangat indah, kami duduk bersantai di bawah patung salib yang berdiri megah setinggi 20 meter. Dan disinilah drama dimulai, saat kami kembali ke kota tua, Joyce kehilangan dompet, dia yakin kemungkinan besar jatuh di area kereta gantung, akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke sana dan tidak ditemukan. Suasana tidak lagi seceria di awal, karena Joyce tersu memikirkan kartu dan beberapa dollar yang tersimpan di dompet. Kamipun memutuskan untuk pulang ke kapal, pada saat kami keluar dari benteng, banyak yang menawari kami kegiatan kayaking. Saat itu, jelas kami menolak, mengingat kami masih berduka. Kemarin saat kami di Kotor, salah satu teman kami meninggal karena tenggelam di laut saat sedang aktifitas kayaking. Saya merasakan bagaimana paniknya kami saat mengetahui berita tersebut, saya sendiri menyaksikan mayatnya yang ditemukan setelah pencarian kurang lebih 3 jam. Menghitam dan menyedihkan. Semoga teman kami diterima di sisi yang maha kuasa. Pembelajaran bagi saya untuk berhati-hati saat melakukan aktifitas wisata laut.
Kembali ke cerita kehilangan dompet, sesampai dikantor saya mendapat kabar dari Iris, bahwa dompet Joyce ternyata tertinggal di cabin nya dia. Saat itu yang bisa kami lakukan hanya tertawa dan siap untuk mengejek Joyce.