Voyage 62 - Waspada Saat Berwisata
VOYAGE 62 * WASPADA SAAT BERWISATA*
Cuaca sangat cerah, ini adalah hari yang tepat untuk melakukan aktifitas wisata. Istanbul yang terkenal dengan sejarah dan pusat perbelanjaan memantapkan saya untuk menikmati keindahan kotanya. Malam itu saya pergi ke taksim pusat perbelanjaan di Istanbul. Saya hanya seorang diri berhubung beberapa teman masih ada yang bertugas dan beberapa diantara mereka juga memilih ke jalur lain, Hagia Sophia, bangunan gereja yang dijadikan masjid.
Saya menyusuri jalan dan menanyakan arah ke penduduk setempat. Sampai akhirnya setelah 20 menit berjalan kaki sampailah saya di taksim square.
Sepanjang jalan terdapat toko toko yang menawarkan aneka produk mulai dari merek berkelas international sampai ke kerajinan khas turki. Disini juga kita bisa menemukan toko ice cream dimana penjualnya mempermainkan si pembeli saat akan memberikan ice creamnya. Unik dan ini menjadi ciri khas Istanbul.
Indahnya kota tidak berlaku dengan indahnya perilaku masyarakat setempat, perlu diwaspadai tindak kejahatan yang sering terjadi di daerah disini.
Modus yang sering dijalankan adalah dengan menyapa wisatawan yang sedang jalan sendiri atau berdua. Biasanya mereka bersikap ramah dan menawarkan untuk berkunjung ke pub/club. Hati hati jangan pernah mau, lebih baik hindari dan nikmati saja aktifitas lain. Mereka biasanya sudah berkomplot dengan pihak pub untuk menjebak wisatawan.
ini pula lah yang saya alami saat berjalan ditengah kerumunan wisatawan, tiba tiba seorang warga turki memperkenalkan diri dan mengajak saya untuk melihat pub. Tanpa berpikir negative, sayapun mengiyakan, maksud hati untuk referensi mungkin nanti teman ada yang clubbing, saya bisa merekomendasikan.
Pada saat saya masuk ke tempat tersebut, saya diarahkan untuk duduk, tidak lama kemudian beberapa botol wine dan minuman keras lainnya tersedia di meja, diikuti oleh dua perempuan, satu duduk disamping saya satunya lagi duduk di samping pria yang mengajak saya.
Pembicaraan mulai terlihat aneh dan si wanita mulai meraba raba, saya memastikan bahwa saya disini hanya sekedar minum teh dan melihat suasananya.
Namun apa yang terjadi pada saat saya memutuskan untuk keluar, manager restoran menyerahkan bill sebesar 600 lira.(1 Lira kurang lebih Rp.3500). Saya di jebak! Dari mana saya punya uang sebesar itu.
Saya mengatakan bahwa saya tidak memesan semua minuman dan perempuan itu. Namun namanya juga sudah di scenario, mereka mengancam dan bahkan memanggil beberapa body guard. Saat itu badan lemas dan saya hanya bisa pasrah sembari berdoa. Saya menyalakan kamera Gopro, dan perdebatan panjangpun terjadi, saya tetap pada pendirian bahwa saya tidak akan membayar sedangkan mereka tetap bahwa saya harus membayar. Tas dan dompet sayapun diperiksa. Semua saya serahkan untuk mereka geladah. Si manager restoran memastikan kepada saya bahwa mereka hanya menginginkan lira, tidak dollar ataupun euro.
Saya sampaikan bahwa ini bukanlah cara yang bijak memperlakukan wisatawan. Saya diindungi oleh kedutaan dan sudah pasti semua teman saya akan mencari keberadaan saya melalui GPS handphone saya.
Sedikit ancaman ternyata cukup bermanfaat, padahal hp saya tidak dipasang GPS, sayapun tidak tahu dimana kedutaan. Semua kegiatan saya rekam, dan ternyata mereka sadar sehingga merebut kamera Gopro dari tangan, beruntungnya mereka tidak tahu bahwa itu adalah kamera, bentuknya yang kecil dan tanpa display screen meluruskan saya untuk membodohi mereka bahwa ini bukanlah kamera. Terpikir dalam hati, apabila terjadi sesuatu kepada saya, maka saya mendapatkan bukti yang sangat kuat.
Perdebatan terus memanas, setelah semua barang saya di geledah, akhirnya entah kekuatan dari mana, saya menggebrak meja dan berteriak “ It’s enough! Im tired, just take it all!!! Sambil pergi meninggalkan mereka, namun si manager dan para body guard nampak ketakutan. Mereka memberikan kembali semua uang dollar dan euro, yang mereka ambil hanya 30 lira. Sekilat saya pergi meninggalkan mereka. Sampai saat ini saya masih berpikir, kekuatan dari mana pada saat itu saya dapatkan. Entahlah, yang pasti saya selamat, perjalanan pun saya lanjut menyisir toko dan pulang ke kapal. Berita heboh mengisi ruang makan, semua tentang kejadian yang saya alami. Berawal ketika saya sms Thomas apa yang telah saya alami, dan ternyata dia menyebarkan ke seluruh antero kapal. Inako!