Hejocokor

Voyage 20 - Snorkeling di Alaska

Banyak yang bilang, “you’re insane!

Indeed. Bisa jadi saya memang sudah gila, gila dengan rasa penasaran yang menggebu, bagaimana rasanya menyelam di perairan Alaska dengan suhu yang sangat minim dan bagaimana pula keindahan alam bawah lautnya, akahkah sama dengan Karibia, Polynesia atau Indonesia yang terkenal dengan keindahan terumbu karangnya.

 

Siang itu, saat sedang santai di kantor, tiba tiba Kathy, shorex manager mampir ke kantor dan memberikan amplop pink yang berisi tiket untuk mengikuti snorkeling dan free dive di Ketchikan Alaska, jam 1 siang. Sejurus diterima amplop, Anna melotot dan menganga lebar “ are you kidding me, right?”

“no I’m serious, I curious how it feels, diving in Alaska” dengan muka datar mencoba meyakinkan kalau saya memang serius.

 

“Shumi shumi shumi..You are crazy! But I support you.. Go and tell me!”

 

Berangkat menggunakan  bus  dari pier menuju lokasi, dipandu guide  local yang ternyata merangkap sebagai guide snorkeling. Adalah Debby gadis imut yang cekatan dan lincah.

 

Sejenak sempat terpikir bahwa hanya sayalah crew member yang ikut, sisanya tamu kapal. Namun ternyata Wouter dari divisi International Concierge turut serta tour ini. Setidaknya ada teman untuk berbagi diantara para bule yang tidak saya kenal.

 

Selesai briefing singkat namun padat dan jelas, kami di arahkan ke ruang ganti dan diminta untuk memilih dry suit dengan ketebalan 5mm yang sesuai dengan ukuran tubuh.

 

Semua bagian tubuh tertutup rapat mulai dari kaki, telapak tangan sampai kepala, tersisa satu bagian, Muka!

Pipi ini rasanya mati rasa saat masuk ke perairan. Perlahan namun pasti, kami terbiasa dengan kondisi air laut.

 

Memang tidak seindah pantai di Karibia, Hawaii ataupun di Indonesia, disini tidak ada terumbu karang dan airnyapun tidak sejernih layaknya pantai negara tropis. Namun yang menjadi daya tarik utama disini adalah tumbuhan yang menjalar di sepanjang bawah laut. Kami serasa memasuki hutan dibawah laut. Hutan yang lebat dan di penuhi beberapa jenis ikan laut yang mengukuhkan bahwa ini adalah lautan.

 

Pada saat free dive, kami melenggok memasuki celah celah pohon, indahnya, serasa masuk ke dunia animasi. Pengalaman ini tidak pernah saya dapatkan dimanapun. Ini kali pertama saya menikmati keindahan alam laut Alaska. Saya dan Wouter bergilir untuk saling mengabadikan moment melalui potret, tentunya saat kami melakukan aksi free dive.

 

Dua jam terasa singkat saat Debby, memberikan kode saatnya untuk merapat ke daratan.

Saatnya pula untuk membersihkan badan, dan mungkin karena sudah menjadi budaya mereka pada saat ganti pakaian ataupun mandi di area terbuka, mereka bertelanjang bulat tanpa menghiraukan orang disekitar. Inako!