Voyage 43 - Antara Dollar dan Gratuity
“Good morning ladies and gentlemen. This is Captain Speaking. blah blah blah.”
Suara di public audio itu sudah pasti Captain, sangat khas dengan bass dan logat uniknya mirip pembacaan UUD dan dia paling suka dengan sambal Ijo khas Indonesia.
“So Michelle, do you have any plan in Honolulu?
Yes, Henry.. how if we buy something for donation in Christmas island?
Mmmm yup, that’s good idea.”
Inako! Rencana skydive di Honolulu pasti batal. Mau bilang oh saya tidak bisa karena ada agenda tour sky diving. Seriously?? It’s imposibble itu kan salah satu kerjaan kamu Henry.
Seperti biasa pertentangan batin yang pada akhirnya tetaplah pekerjaan lebih utama. Ingat disini kamu dibayar untuk bekerja.
“Michelle, I excuse to take my payment.
Go ahead!”
Payday! Payday! Another dollar, itulah hari yang paling banyak ditunggu semua crew member tapi bukan berarti hari yang paling bahagia.
Ketika persiapan untuk crew show, sesaat sebelum kami pentas tarian saman yang akan di suguhkan di hadapan ratusan tamu, Indri salah satu anggota Saman Dance, bercerita bahwa uang yang diterima hari ini tidaklah sesuai harapan, tidak sebesar bulan kemarin sedangkan dia harus mengirimkan sebagian besar gajinya untuk turut membiayai sekolah adiknya. Ipang yang bertugas di crew office pun menjelaskan bahwa gratuity 2 cruise kemarin tidak begitu besar dan dampaknya gaji karyawan yang menggantungkan pada nilai gratuity akan terpengaruh.
Disinilah persepsi bahwa crew kapal berlimpah dollar, tidak sepenuhnya benar. Untuk beberapa posisi iya mereka bisa meraup ribuan dollar terutama bagi crew yang sudah menjadi officer atau crew member yang pekerjaannya berhubungan langsung dengan tamu seperti waiter atau cabin steward, namun untuk posisi level bawah, dollar yang mereka terima perbulan tidak lebih dari $700. Maka, alaga atau membantu rekan kerja senior adalah pilihan untuk menambah dollar, tidak hanya itu, beberapa crew juga membuka usaha pijat sebesar $20, cukur rambut $5, jual mie goreng dan lainnya. Kegiatan di atas illegal karena tidak diperbolehkan oleh peraturan perusahaan, namun kondisi keuangan dan rasa pertemanan menjadikan kegiatan ini secara tertutup, tidak diketahui oleh management atau ship staff.
Disinilah kelemahan kebijakan perusahaan terkait gratuity, karena nilai kontrak untuk housekeeping dan dining room atau waiter sekitar $50-$200 dan sisanya perusahaan menggantungkan gaji karyawan hotel melalui gratuity , sedangkan gratuity itu sendiri tidak diwajibkan kepada tamu. Sehingga banyak tamu yang tidak membayar gratuity berdampak terhadap penghasilan karyawan berkurang. Selama ini negara yang paling mengerti untuk membayar gratuity adalah Amerika sedangkan yang menganggap bahwa gratuity itu tidak perlu karena dianggap sudah termasuk ke dalam harga paket adalah Australia. Sehingga bisa dipastikan untuk cruise dengan lebih dari 50% tamu Australia, nilai gratuity akan berkurang.
Perbincanganpun terasa panjang sampai akhirnya tim stage memanggil kami untuk siap di belakang panggung show at sea untuk penampilan Saman Dance. Good Luck!