Voyage 33 - Dilema
Pagi ini, kapal baru saja bersandar di Ketchikan, gang way dibuka jam 07:30 pagi tepat disamping kantor HRD yang berukuran sekitar 3x4 meter. Kantor HRD terbagi dua meja, posisi meja saya dekat pintu masuk menghadap dinding dan membelakagi meja Anna, jadi tentunya Anna dengan leluasa bisa memantau apa yang saya kerjakan.
Beep..beep..segera saya telepon nomor yang tertera di page, ternyata salah satu crew member dari Indonesia, dia ingin curhat dan buat jadwal pertemuan. Hal ini sering terjadi terutama bagi mereka dengan keterbatasan bahasa inggris, bagi mereka apabila bicara dengan Anna mereka menjadi gugup dan kemampuan bahasa inggris mereka tiba-tiba hilang.
“who is he?”
“crew member he asked me something”
“why he didn’t page me?”
“ he said it’s private and it’s easier for him to speak in Bahasa. I’ll let you know later.”
Setiap cruise pasti ada drama, mulai dari ketidak cocokan dengan teman secabin, beban kerja, situasi keluarga yang sakit, dan sederet drama lainnya.
Disinilah peran saya dan Anna untuk memberikan motivasi kepada crew member yang membutuhkan konseling dan disini pulalah saya banyak belajar mengenai hidup dari mereka.
Pernah suatu hari, crew member dari Indonesia bercerita bahwa dia sedang mengalami musibah, nenek yang telah merawat dia dari kecil saat itu sedang mengalami sakit parah. Dilema, apakah dia harus pulang untuk merawat nenek dengan kondisi tidak memiliki penghasilan lagi ataukah tetap bekerja dengan mengirimkan uang dari penghasilannya untuk biaya perawatan, namun tidak ada sanak sodara yang bisa merawat neneknya, mereka hidup berjauhan.
Sesuai dengan kebijakan perusahaan bahwa bagi crew member yang memutuskan untuk pulang di tengah kontrak maka biaya pesawatnya akan menjadi tanggungan crew tersebut.
Dan yang menjadi kendala, crew tersebut memiliki keterbatasan dana, karena uang yang terkumpul belum mencukupi untuk membayar biaya pesawat.
Akhirnya atas inisiatif dari atasannya, terkumpullah uang dari sumbangan beberapa crew member Indonesia untuk membayar tiket dan uang bekal. Inilah indahnya persaudaraan, saling membantu antar sesama.