Kampung Sampireun Garut

Voyage 55 - King Neptune

Ada satu tradisi pada saat melintasi garis khatulistiwa, kapal akan mengadakan acara Crossing the Equator : King Neptunes.  Sebuah acara yang dikemas untuk para crew yang baru pertama kali melintasi garis khatulistiwa. Terpilihlah saya dan beberapa crew member lainnya dari beberapa negara. Kami para pollywog siap untuk menjadi tontonan.

 Lokasi acara di pool deck 11, pagi itu ribuan tamu dan crew member siap untuk menyaksikan perhelatan langka ini.

Saya bersama beberapa rekan lainnya, menunggu di ruang Kids Club untuk di make up dan diberikan pengarahan mengenai kegiatan tersebut.

Yang akan menjadi highlight adalah  semua pollywog akan di bully dengan berbagai cara untuk dipermalukan dihadapaan penonton dan tentunya diharuskan mencium Ikan yang sudah mati. Inako!

 

Lonceng berbunyi, pertanda bahwa saat ini kapal mulai melintasi garis khatulistiwa. Tepat pukul 10:20 pagi posisi kapal berada di garis 00º 00’0 N 135º 16’ W, kegiatan berlangsung, kami para pollywog dengan tangan terikat digiring menuju lokasi. Sorak sorai penonton begitu meriah seakan sedang menyaksikan pertunjukkan akbar.

 

Kami melewati para penonton, dan berakhir di dalam kurungan di sudut kanan kapal. Cemas dan was was itulah yang kami rasakan saat itu, apa yang akan terjadi kepada kami? Lamunan itu buyar sesaat tim Shellback, mereka yang telah lulus dari derita pollywog mengguyurkan air ke dalam kurungan, teriakan histiris para pollywog sesaat mengambil alih perhatian para penonton yang sedang mendengarkan pidato pemangku hajat.

 

Beberapa nama dipanggil dan diminta untuk menghadap King Neptunes. Dan merekapun membacakan dosa dosa kami untuk ditentukan hukuman yang pantas kami terima.

Tibalah giliran saya dan King Neptunes beserta permaisurinya memutuskan untuk kami mencium Ikan yang sudah dibekukan. Teriak penonton begitu riuh begitu kami satu persatu mencium ikan, beberapa diantaranya mengabadikan melalui potret dan video. Puas mencium ikan, saya dan 2 rekan lainnya di giring menuju penghukuman lainnya. Disinilah kami diminta untuk tertidur dan para medis siap untuk membalur seluruh tubuh kami dengan cairan penuh warna. Selesai dibalur, kami berdiri tepat di atas kolam renang. Dan para juri siap memutuskan apakah kami akan menrima siksaan selanjutnya ataukan terbebas?

Acungan jempol para juri yang dilakonkan Captain dan para Ship Staff mengantarkan kami untuk dilempar ke kolam renang, selanjutnya di jemur bak ikan asin.

Acara terus berlangsung, sampai tiba saatnya seluruh pollywog merasakan pendertiaan sampai titik akhir.

Lonceng kembali berbunyi menyimbolkan bahwa seluruh pollywog telah lulus dan siap untuk menerima sertifikat sebagai shellback.

 

Kami ber dua puluh, merayakan kemenangan kami dengan meloncat ke kolam renang.

Inilah adalah acara hiburan, jadi saya menikmati setiap bagian dari acara tersebut. Namun lain halnya yang terjadi kepada para pollywog pada masa dulu, dimana para pollywog benar benar disiksa dan dibantai dengan cairan berbau busuk, dilempar, bahkan sampai ada yang meninggal. Inilah yang sempat menjadi kontroversi kegiatan Crossing the equator: King Neptunes. Zaman sudah berubah, keadaan sudah tidak sebrutal dulu.