Voyage 37 - Corinto di mata kami
Mereka….wajah-wajah mungil, dihiasi senyuman saat kami dengan puluhan trolley memasuki gerbang sekolah.
Ruben school, Corinto, disinilah kami berada. Sebuah sekolah dasar dengan kondisi yang cukup menghawatirkan. Pagi ini, kami, ship staff dan crew member siap untuk make over Ruben school.
Team terbagi menjadi 3 kelompok, tim cat dan tim technical untuk memperbaiki beberapa bagian gedung yang perlu untuk diperbaiki dan saya sebagai tim photo.
Ada sekitar 40 crew member yang bergabung dalam misi ini, di sela sela pengerjaan pengecetan dan pemasangan ring basket, beberapa crew member juga menyempatkan untuk bermain dengan anak anak kecil. Uniknya, mereka berbahasa spanyol dan tidak mengerti bahasa inggris. Jadi hanya beberapa crew yang bisa bahasa Spanyol yang mengerti obrolan mereka dan saya hanya sebatas minta mereka untuk bergaya di depan kamera.
Tawa kebahagiaan, menjadi simbol awal persahabatan kami dengan anak-anak Ruben school.
Donasi tidak hanya terkumpul dari ship staff dan crew member, tamu kapal pun turut berbagi berupa pakaian, peralatan sekolah, dan lainnya.
Anak anak kecil ini begitu polos dan bersahaja, namun dampak dari tingkat perekonomian yang kurang begitu kuat menyebabkan beberapa keluarga merelakan anak anak perempuan mereka yang sudah remaja untuk menjadi pekerja seks.
Corinto adalah salah satu pelabuhan yang menjadi primadona beberapa crew member yang menikmati jam istirahatnya untuk berbagi dollar dengan para penjaja seks. Mereka para penjaja seks dengan perawakan yang cantik namun dibandrol dengan harga yang bersahabat, jauh dari harga yang ditawarkan para pekerja seks di Rusia dan beberapa negara Eropa lainnya. Disinilah surga bagi mereka, crew member yang haus seks, berbondong mereka memilih satu per satu wanita yang akan membantu melepas stress sesaat.